Aku dan Bobo






Hei, kalian yang merasa hobi baca, pasti sudah kenal ya dengan majalah yang satu ini? Yap, Majalah Bobo. Kayaknya hampir setiap orang pasti tahu majalah yang ini, kan?
Aku mengenal majalah yang bersemboyan ‘teman bermain dan belajar’ ini, sekitar tahun 2001. Itu pun tanpa sengaja dan tentu saja bukan barang baru. Iya, waktu itu adik bungsu ibu yang bekerja di kota pulang membawa banyak buku bacaan, salah satunya ya Majalah Bobo ini (edisinya lupa pokoknya sekitar tahun 1999). Begitu lihat covernya, aku langsung suka. Isinya keren, ada cerita Deni si Manusia Ikan, Bona dan Rong-rong, Oki dan Nirmala, juga ada artikel tentang orang Jerman pembuat peta Jakarta  (lupa juga siapa namanya, Oliver siapa gitu) dan banyak lagi.
Sejak itu aku selalu minta dibawakan majalah anak-anak itu. Kebetulan di daerah tempat tinggalku masih susah untuk menjumpai Majalah Bobo. Jangankan yang baru yang bekas pun susah. Dan kalau pun ada harus ke kota kabupaten, yang lebih mahal ongkos dari pada majalahnya. Alhasil, aku hanya bisa baca Majalah Bobo bekas yang dibawa saudara ibu. Tapi itu semua tidak mengurangi rasa sukaku pada majalah yang satu itu.
Hingga aku mengenakan putih abu-abu, aku masih doyan baca Majalah Bobo. Saking senangnya misal belum punya uang buat beli, aku numpang baca di agen (kadang majalah tidak dibungkus dengan plastik). Namun, saat mulai masuk dunia kerja, hobi baca majalah anak-anak ini sedikit terganggu. Jam kerja yang full, di tambah jauh dari agen koran membuat susah mencari ‘temanku’ itu.
Sekitar tahun 2013, aku bertemu kembali dengan Majalah Bobo setelah bekerja di salah satu perpustakaan. Wah, tampilannya sudah banyak berubah. Ada cerita anak yang ditulis penulis dewasa. Artikel dan info pengetahuannya juga tambah menarik. Itu yang membuatku tetap suka majalah anak ini, meski umur sudah ++ (dan beberapa teman sempat mencibir kebiasaanku ini). Karena ada banyak info pengetahuan yang terkadang tidak didapat di majalh lain.
 Mulai saat itu juga semakin rajin ngikuti Majalah Bobo lagi, baik yang edisi baru maupun edisi lampau (kebetulan di tempatku saat ii sudah ada yang menjual Majalah Bobo bekas). Tidak hanya itu, lama-lama aku tertarik ikutan belajar menulis cerita anak seperti di Majalah Bobo. Meskipun, tentu masih jauh dari cerita-cerita yang dimuat, tapi rasanya senang. Mudah-mudahan saja suatu hari nanti karyaku ada yang ningkring di salah satu edisi Majalah Bobo. Amiin.
Membaca Majalah Bobo, tidak hanya menambah pengetahuan, tapi juga mengispirasi. Tidak itu saja, majalah ini bisa juga menjadi penghibur saat suntuk mendera. Ah, keren deh pokoknya!
Terima kasih, Majalah Bobo.

NB : Foto di atas adalah salah satu koleksi Majalah Bobo yang kumiliki

Banjarnegara, 060515
***

2 komentar

Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Salam hangat.