Doa Si Kecil yang Terkabul

Joi dan Pertunjukan Musik (doc. pribadi)


Saya masih teringat suatu percakapan dengan si kecil berminggu-minggu lalu. Kala itu, si kecil mngutarakan maksudnya ingin ikut sekolah ke Jakarta. Perlu diketahui, maksud sekolah di sini merujuk acara GLN yang saya ikuti. Kebetulan saat acara itu, Dhifa ikut dan setiap saya masuk kelas saya bilang sekolah. 

Kembali ke cerita si kecil.

Saat itu saya hanya menjawab, "Doakan emak juara lomba lagi, ya, nanti Dhifa ikut ke Jakarta."

Kala itu, memang saya sedang mengikuti lomba konten kanal PAUD Kemdikbud 2019. Meski saya tahu, harapannya kecil karena pesertanya jelas banyak. Tapi harapan tidak pernah padam.
Hingga pengumuman yang harusnya tanggal 20 September 2019, harus diundur menjadi tanggal 26 September 2019. Konon naskaah yang masuk sampai 487 naskah ebook. Ah, betapa pusing jurinya.

Saya semakin ciut ya, harapan jelas mengecil. Apalagi saya belum berpengalaman dalam perlombaan seperti ini. Saya hanya bisa berdoa. Sambil menunggu saya kencangkan doa. Saya bulatkan benar-benar ingin naskah masuk juara. Setidaknya jika saya juara ada kemungkinan diundang ke Jakarta atau kota lainnya, bisa sekalian ngajak jalan Dhifa. Sesederhana itu. Karena bagi saya, kalau cuma ke Jakarta 'nguja-nguja' ya tidak mungkin. Mikir dua kali tepatnya.

Dan, sampailah pada hari yang ditunggu. Tanggal 26 September 2019. Sejak malam saya sudah bertekad tidak akan mencari info pengumuman. Biarlah jika rezeki saya pasti akan ada yang mengabari dari sahabat-sahabat saya. Karena pengalaman terdahulu, setiap saya over mencari-cari info justru tak berhasil dan sakitnya tuh di sinii, Kakaaa....

Jadi, pagi itu saya begitu 'jenggelek' melek saya tak buka hape sama sekali. Saya pikir pun pengumuman lomba siang atau sore. Jadi saya menjalankan aktivitas khas ibu negara perumahtanggaan tanpa mikir hasil lomba. Apalagi hari itu saya agak kesiangan. Baru karena ada perlu saya mencari hape yang ternyata jatuh di bawah kasur. Pas buka saya dapat inbox dari seorang teman, diawali dengan kata 'selamat ....". Saya langsung deg-degan. Buru-buru buka pesan tersebut dan ternyata dia mengucapkan selamat karena saya menang lomba PAUD. Saya langsung meluncur ke WA dan masyaAllah sudah ramai sekali. Bahkan ada yang memberi kabar jam 4.45. Ya Allah ini jam berapa coba pengumumannya.
Saya rasanya lemas sekaligus bibir ini tak berhenti ucap hamdalah. Ya Allah ini rezeki luar biasa.
pengumuman hasil lomba kanal PAUD


Saat saya baca perlahan pengumuman itu, rupanya Joilah yang berjaya. Ya, Baba belum beruntung kali ini. Saya memang mengirimkan dua naskah. Flash back ke dua bulanan yang lalu....
Saat pertama kali baca pengumuman lomba PAUD, saya langsung berniat ikut. Tidak hanya niat, saya mulai merangkai-rangkai cerita dan mencari-cari ilustrator yang mau digandeng. Pikir saya, jika saya bisa menyiapkan semuanya gasik, tentu akan lebih baik. Waktu masih longgar dan bisa maksimal. 
Akhirnya saya berhasil membuat satu cerita. Baba dan Tiga Kata Ajaib. Awal bulan Agustus saya serahkan ke ilustrator (kebetulan saya sudah dapat). Jadi, pertengahan Agustus saya sudah kirim. Lega, setidaknya saya sudah mewakilkan satu 'anak saya' di lomba itu.

Awalnya, saya hanya kirim satu saja. Melihat budget yang menipis dan belum ada harapan lagi. Karena sejujurnya modal untuk lomba ini saya menyisihkan dari uang royalti. Sengaja, agar tidak menggoncang tiang perekonomian negara rumah tangga. Dari awal saya sudah niat mau ikut lomba dengan hasil kerja keras sendiri dan menggandeng ilustrator. Tahun lalu saya gagal karena tak ada modal untuk sewa ilustrator sehingga sok-sokan gambar sendiri dan kirim mepet DL. Tahun ini saya tidak mau itu terjadi.

Kembali ke cerita....
Setelah kirim satu cerita, saya sudah fokus mengerjakan naskah lain. Tapi tiba-tiba ada tawaran menarik dari seorang ilsutrator yang boleh saya katakan guru menggambar saya (ngaku-ngaku dikit gak apa ya). Akhirnya saya mikir-mikir, mau ikut lagi tidak ya. Sebenarnya naskah PAUD saya punya, kebetulan naskah ini saya ajukan untuk sampel ke sebuah penerbit. Karena lama juga tidak ada kabar, saya ambil satu untuk diikutkan lomba. Joi dan Pertunjukkan Musik. Kebetulan saya masih ada harapan royalti dari salah satu penerbit. Jika dihitung-hitung sepertinya cukup untuk membayar. Akhirnya saya nekad dan naskah berhasil diilustrasi dan saya kirim mepet DL. 5 September 2019. Karena saya khawatir, email mental karena saking padatnya naskah yang masuk menjelang DL (biasanya gitu, kan), akhirnya saya kirim juga file dalam CD dan saya kirim lewat pos tanggal 6 Septembernya.

Dan begitulah akhirnya,si Joi yang saya kirim mendadak justru berjaya. Sedangkan Baba belum juga. Meski begitu, akhirnya Baba punya rumah juga di salah satu penerbit.

Mengingat ini, saya jadi mikir... ini benar-benar rezeki anak saya. Doanya dikabul sama Allah. Doa seorang anak desa yang sehari-harinya hanya bermain di kebon dan sawah untuk menjejak di ibukota lagi insyaAllah November nanti. Maturnuwun Gusti.

Bismillah. Doakan, ya, teman-teman semoga Dhifa dan saya sehat selalu dan bisa ikut acara apresiasi di Jakarta nanti. Aaamiin.

Sekian celotehan Mamak Dhifa hari ini, kapan-kapan kita berbagi cerita lagi. Terima kasih sudah mampir.


Salam hangat,

Mamak Dhifa


BNA, 01/10/19

2 komentar

  1. Inspiratif sekali Mbak..... Saya jadi tertular semangatnya.

    BalasHapus
  2. Terima kasih Mbak. Ayo semangat bareng-bareng ☺️☺️

    BalasHapus

Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Salam hangat.