Tahu
enggak, menulis membuatmu seperti mengkonsumsi narkotika, kok bisa? Bisa dong.
Soalnya, menulis itu bikin kecanduan. Masa, sih? Iya, saya sudah merasakannya.
Kalau terbiasa menulis, sehari saja tanpa tulisan rasanya tuh ada yang kurang.
Ide meledak-ledak di kepala minta dituangkan.
Memangnya
langsung bisa gitu, enggak ada rasa malas, writer
block, atau halangan lain? Eits, jangan salah, saya pun merasakannya. Dulu,
pertama bekerja, ambisi saya beli laptop buat menulis. Secara biasanya tuh
nulis di buku atau lembaran kertas, jadi file mudah tercecer. Akhirnya,
kesampaian juga beli laptop. Tapi, apa yang terjadi? Satu tahun setelah membeli
komputer jinjing, cuma satu cerpen yang saya hasilkan. Ya ampun, kemana saja
saya? Sebabnya tak lain ya rasa malas itu. Tiap kali mau mengetik ada saja
godaannya. Buka facebook, main game atau cuma sekedar utak-atik laptop.
Padahal, ide sudah berterbangan di kepala. Tapi, rasanya berat banget mau
menulis. Seberat move on dari mantan.
#Eh
Saya benar-benar terbangun dari tidur panjang, sekitar
akhir tahun 2013. Bermula dari mengikuti sebuah event di komunitas menulis.
Dalam event itu, setiap level ada tantangan menulis cerita dari berbagai genre.
Jika gagal, peserta akan tereliminasi (mirip kontes nyanyi di salah satu
stasiun televisi). Bedanya ini tantangan menulis dan ada mentor untuk setiap
peserta. Tentu membuat saya, terpacu untuk menyelesaikan tantangan. Saya
memaksa diri untuk menulis.
Hasilnya? Saya berhasil masuk final dan menyabet juara 2.
Bukan itu yang penting. Tapi saya jadi terbiasa menulis, gara-gara hasil
paksaan. Apalagi ketika saya mulai mengirimkan karya dan ternyata dimuat.
Bertambah semangat lah saya untuk menulis. Sampai sekarang, alhamdulillah masih
istiqomah menulis.
Sekarang saya menyadari, yang bisa mengalahkan rasa malas
menulis dan godaan-godaan lain ya hanya diri sendiri. Tekad untuk menulis.
Kalau tidak berusaha melawan atau memulai, sampai kapan pun tak ada karya yang
dihasilkan. Nah, semangat berkaya! Semoga benih-benih kebaikan dapat tumbuh
dari pena yang kita goreskan.
#Ceritaku #Leutikaprio
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Salam hangat.