Zamannya Pak Sopan dan Bu Santun Sudah Lewat





“Pak, rika kepriwe sih, masa cumplung kon melu kemah?” ujar seorang murid  kelas enam SD pada kepala sekolah dengan nada ketus.
            Welah, bahasanya kok kayak orang alas? Oke gini arti kalimat di atas kurang lebih, “Pak, Anda bagaimana sih, masa anak bodoh ikut kemah?”
            Kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia memang tidak ada yang salah, toh? Tapi bagi saya yang sehari-harinya menggunakan Bahasa Jawa, merasa aneh bin kaget. Kok, anak itu enggak sopan sekali?  Masa dengan kepala sekolah pakai bahasa Ngapak? Pakai sapaan ‘rika’ pula? Rika memang berarti ‘kamu, anda’, tapi kalau untuk menyapa guru atau orang yang lebih tua terasa tidak sopan. Terkesan kasar begitu.
Padahal dulu, sewaktu masih sekolah jangankan pakai bahasa Ngapak pada guru, tidak ucap salam saat guru lewat saja langsung ditegur. Kalau anak sekarang, guru lewat malah bersiul. Sepertinya anak-anak zaman sekarang memang jarang yang kenal sopan santun. Buktinya tidak hanya terjadi di sekolah, di rumah pun ada yang berani bentak-bentak pada orangtuanya. Contoh kecil saja, anak depan rumah saya selalu marah sambil berucap kasar jika dilarang melakukan sesuatu. Belum lagi  matanya yang melotot mirip buto ijo. Hiii ... ngeri saya.
Kalau ada yang bilang, tidak semua anak seperti itu, ya saya setuju. Peran orangtua juga penting untuk menanamkan tata krama pada anak. Tapi apa semua orangtua menyadari hal itu?
Soalnya dalam kasus yang pertama saya sebutkan tadi, orangtua si anak dan ibu-ibu yang tahu kejadian  tersebut malah memujinya. Ada yang mengacungkan jempol pula. Si anak katanya hebat, karena berani bilang ‘rika’ pada kepala sekolah. Nah, lho? Bukannya ditegur malah didukung. Saya yang gagal paham atau bagaimana nih? Hadeeh ....
Ya, saya percaya di luaran sana masih banyak anak yang punya etika bagus.  Dan tentu saja contoh kasus yang saya tulis tidak bisa menyama-ratakan semua anak. Tapi kok ya, ndilalah, saya sering menemui tingkah anak-anak yang bersikap kurang sopan pada orang yang lebih tua. Rasanya gemas kalau ada anak yang bersikap seperti itu. Tapi bisa apa? Lha, kalau dikasih tahu, orangtuanya yang tidak terima.
Kalau sudah begitu, kita mau bagaiamana?
           


4 komentar

  1. mending rika, masih sopan, ada yng pakai koe ... banyak tuh di tempat lahir saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, time komentarnya cantik, Mbak. 08.08 *gagalfokus

      Iya tah? AKu dengar gitu rasanya miris. Masa sama kepsek pakai ngapak, 'rika'? Ujar-ujare meng sapa? ckck.

      Hapus
  2. Aku kurang paham bahasa Jawa mbak hehe. Tapi kalau dalam bahasa Indonesia menyebut/menyapa 'kamu' ke kepsek ya nggak sopan ya. Ibu saya dl guru SD Mbak. Dan sy juga beberapa kali dengar cerita soal anak yang mengganggu teman & kasar sampai ortu harus dipanggil. Tapi ya gitu deh, kalau ditegur ortunya tidak terima.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mbak. Paling ngeselin itu kalau anaknya lapor yang tidak-tidak sama orangtua. istilahnya nambah-nambahi. Jelaslah orangtua langsung mencak-mencak gak jelas.

      Hapus

Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Salam hangat.